Pertumbuhan populasi menjadi salah satu tantangan demografi yang signifikan dalam perjalanan maju Jepang. Dengan tingkat kelahiran yang terus menurun dan harapan hidup yang semakin meningkat, Jepang harus menghadapi berbagai masalah terkait dengan populasi yang semakin tua.
Menurut data dari Badan Statistik Jepang, tingkat kelahiran di negara tersebut telah turun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini menyebabkan pertumbuhan populasi yang lambat dan menyebabkan penuaan penduduk yang semakin cepat. Sebagai contoh, pada tahun 2019, tingkat kelahiran di Jepang hanya sebesar 1,36 anak per wanita, jauh di bawah tingkat keberlanjutan populasi yang diperkirakan sekitar 2,1 anak per wanita.
Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah Jepang telah mengambil berbagai langkah untuk mendorong pertumbuhan populasi. Misalnya, program pengasuhan anak, tunjangan keluarga, dan insentif bagi pasangan yang ingin memiliki anak. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Menurut Katsuhiko Fujimori, seorang ahli demografi dari Universitas Kyoto, “Pertumbuhan populasi menjadi salah satu masalah utama yang harus segera diatasi oleh Jepang. Tanpa pertumbuhan populasi yang seimbang, negara ini akan menghadapi berbagai konsekuensi serius dalam jangka panjang.”
Selain itu, penuaan penduduk juga memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan di Jepang, termasuk sistem kesehatan, pensiun, dan ekonomi. Menurut Mitsuhiro Nakao, seorang ekonom dari Universitas Tokyo, “Penuaan penduduk akan menyebabkan peningkatan beban bagi generasi muda dalam membiayai pensiun dan perawatan kesehatan para lansia. Hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara.”
Dengan demikian, pertumbuhan populasi menjadi tantangan serius bagi Jepang dalam perjalanan menuju kemajuan. Diperlukan langkah-langkah konkret dan terencana secara matang untuk mengatasi masalah ini agar negara ini dapat tetap bersaing di era globalisasi ini.